Mengenal Cut And Fill Dan Perhitungan Volumenya
Cut and fill sebagai bagian penting dan bagian utama dalam proses konstruksi baik rumah dan segala macam proyek yang harus dilakukan perhitungan volume terlebih dahulu.
Cut and fill merupakan salah satu istilah dalam konstruksi. Arti dari istilah tersebut adalah galian dan timbunan. Inilah bagian penting bahkan menjadi bagian utama hampir semua jenis konstruksi. Dalam pengerjaannya, dibutuhkan pengukuran dengan teliti sebelum proses di lapangan dilakukan.
Cutting (galian) dan filling (timbunan) mempunyai konsep yang sama baik dalam perhitungan maupun pengukurannya. Akan tetapi, perhitungan dan proses galian dilakuakn terlebih dahulu sebelum timbunan. Volume merupakan salah satu aspek yang dihitung dalam proses ini.
Untuk volume sendiri dilakukan perhitungan dengan menyesuaikan terhadap situasi di lapangan. Salah satu pengukurannya adalah dengan cross sectional open cut. Proses ini sangat penting perannya dalam suatu proyek. Inilah yang menjadi dasar pencairan dana bagi kontraktor yang nanti akan diberikan kepada pemilik proyek yang bersangkutan.
Volume galian akan mempengaruhi jumlah dana yang akan dicairkan. Karena hal inilah, maka pehitungan galian haruslah dilakukan dengan teliti. Untuk cara pengukurannya masih dilakukan dengan cara manual. Bisa dengan microsoft excel maupun software lainnya sesuai dengan permintaan pemilik proyek.
Metode yang diterapkan dalam proses pengukuran volume ini dikenal dengan metode one level section atau bisa pula dengan two level section yang dipilih jika kondisi sesuai di lapangan.
Faktor yang Mempengaruhi Proses Cut and fill
Dalam proses Cut and fill, ada banyak faktor yang mempengaruhi prosesnya. Salah satunya adalah kondisi tanah. Inilah salah satu bagian penting dalam konstruksi dimana tanah sendiri merupakan material yang terdiri dari agregat mineral-mineral padat. Material tersebut tersementasi satu sama lain disertai denagn bahan organik yang melapuk serta zat cair dan gas yang akan mengisi ruang antara partikel padat dalam tanah.
Ada banyak sifat tanah. Jenisnya pun beragam. Ada tanah yang disebut dengan pasir, lempung, lanau, maupun lumpur. Semuanya memiliki ukuran partikel yang berbeda serta sifatnya pun berbeda pula. Contohnya adalah lempung. Tanah ini sifatnya adalah kohesif dan plastis. Untuk pasir sendiri sifatnya tidak kohesif dan tidak pula plastis.
Kondisi material tersebutlah yang bisa mempengaruhi volume tanah serta proses pendistribusiannya. Keadaaan material tersebut bisa digambarkan ke dalam beberapa kondisi, yaitu :
- Keadaan asli
Maksud dari “keadaan asli” adalah material suatu kondisi material sebelum dilakukan pengerjaan atau ketika masih dalam ukuran alam. Keadaan inilah yang digunakan sebagai dasar perhitungan jumlah pemindahan.
- Keadaan lepas
Maksudnya adalah suatu kondisi tanah setelah diadakan pengerjaan. Contohnya adalah tanah yang berada di depan dozer blade ataupun di atas dump truck. Dalam kondisi ini ada penambahan rongga udara di antara butiran-butiran tanah. Hal ini membuat volume menjadi lebih besar
- Keadaan padat
Keadaan ini adalah ketika material ditimbun dan dilakuakn proses pemadatan. Pada kondisi ini maka terjadi perubahan volume karena adanya penyusutan rongga udara di antara partikel-partikel tanah yang membuatnya berubah ukuran meskipun beratnya tetap.
Volume tanah setelah dilakukan pemadatan bisa jadi lebih besar maupun lebih kecil yang tergantung pada usaha pemadatan yang dilakukan.
Pada kedua proses Cut and fill, maka dibutuhkan alat berat. Operator khusus juga dibutuhkan dalam pendistribusian tanah ini. Hal ini akan mendukung kerja konstruksi khususnya dalam mengawali sebuah proyek. Hal ini akan menjadi salah satu faktor penentu besaran budget proyek sampai dengan keberhasilkan konstruksi yang dijalankan.
Komentar
Posting Komentar